Orangorang musyrikin di zaman Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pun tahu bahwa hanya Allah lah yang dapat mendatangkan kebaikan dan keburukan, namun mereka memohon dan berharap kepada selain Allah karena hawa nafsu mereka untuk mempertahankan kesalahan nenek moyang mereka. 33 "Dalam suatu hubungan, jangan terlalu berharap karena jika sesuatu tak sesuai harapan, hanya kesedihan yang kamu dapatkan." 34. "Jangan terlalu berharap pada seseorang yang belum pasti menyukaimu, namun hargailah mereka yang peduli denganmu." 35. "Terlalu berharap akan menyakitimu, namun itu bukan alasan untuk menyesali diri. Namunhanya berharap kepada Sang Khalik adalah keindahan dan ketenangan yang tak dapat tergantikan.. CintaNya tak terbatas ruang maupun waktu.. Ia yang sempurna takkan pernah meninggalkan kita seperti makhlukNya yang tak sempurna.. BacaJuga: Ini Keutamaan Berharap Hanya kepada Allah SWT. Dari sekian poin di atas, kita diharapkan untuk tidak berharap pada orang lain. Apalagi, jika berharap terlalu tinggi. Siap-siap saja kamu akan kecewa. Semoga dengan mengetahui lima hal di atas, kamu bisa lebih bijak lagi untuk memberikan porsi harapanmu pada orang lain. . BOLEHKAH kita berharap? Berharap atau mengharapkan sesuatu itu sudah menjadi kewajaran bagi setiap manusia. Terlebih manusia terkadang sering menyalahi ketentuan berharap. Tentu manusia boleh berharap hanya pada Allah tak terkecuali, karena jikalau kita berharap kepada manusia, maka kita malah menuhankan manusia. Adapun seorang manusia yang berharap pada mesin, alam kejadian-kejadian, dan lain sebagainya. Contohnya seorang pramugari sebagai pengarah di dalam pesawat sering memberi peringatan kepada para penumpang, mereka berpikir dengan canggihnya teknologi, mahirnya pilot, mereka menjamin keselamatan penumpang. Padahal jikalau seorang pramugari mengarahkan untuk mengawali dengan ajakan berdoโ€™a dan berharap kepada Allah, maka permintaan keselamataan Allah-lah tempat berharap. Sebagaimana dijelaskan dalam sebuah hadits bahwa para malaikat pun berharap kepada Allah agar ditempatkan di syurga. Nabi pun berharap agar ditempatkan di syurga. Berharap kepada Allah memang fitrahnya manusia. Orang-orang yang kurang menaruh harap kepada Allah SWT, akhirnya cenderung menaruh harapan berlebihan kepada dirinya sendiri atau orang lain. Bahayanya seseorang tidak akan terjamin keselamatannya. Allah berfirman โ€œWahai anak Adam, bersungguh-sungguhlah engkau beribadah keada-Ku. Niscaya Aku akan memenuhi dada engkau dengan kecukupan dan Aku akan menanggung kefakiran engkau, bilamana engkau tidak melakukannya, maka Aku akan memenuhi dada engkau dengan kesibukan dan Aku tidak akan menanggung kefakiran engkau,โ€ Tidak berprikemanusiaan jikalau seorang manusia mengharapkan sesuatu kepada manusia. Segala haknya untuk mengharapkan kebebasan berharap sungguh tidak akan menjamin segalanya kecuali hanya kepada Allah semata.[] Sumber Percepat Rezeki Dalam 40 Hari dengan Otak Kanan/ Ippho Santosa/ Cetakan 2011 โ€“ Berharap hanya kepada Allah SWT, tak akan membuat kita kecewa. Lain halnya, ketika kita menggantungkan harapan kepada manusia, kecewa dan hancur mungkin saja terjadi. Sebagaimana kata-kata Ali bin Abi Thalib yang mengatakan, โ€œAku sudah pernah merasakan semua kepahitan dalam hidup, dan yang paling pahit ialah berharap kepada manusia.โ€ Harapan adalah bagian dari fitrah manusia yang tidak mungkin ditinggalkan. Orang yang tidak memiliki harapan, pada hakekatnya adalah manusia yang mati, mengingat harapan merupakan titik awal manusia untuk selalu berkembang menuju kehidupan yang lebih baik. Berharap hanya kepada Allah SWT, merupakan ibadah hati yang begitu istimewa. Sebab, ibadah ini dapat dilakukan tanpa perlu mengeluarkan banyak tenaga, hanya melibatkan perasaan hati saja. Para ulama berkata, barang siapa yang tidak pernah berharap hanya kepada Allah SWT, maka ia adalah seorang hamba yang kosong. Sebab, ia merasa bahwa dirinya mampu melakukan semuanya tanpa melibatkan Sang Pencipta. Allah SWT berkata kepada seluruh hamba-Nya, โ€œWahai umatku, kalian adalah orang fakir kepada Allahโ€. Fakir yang dimaksud adalah, sangat membutuhkan Allah SWT, baik itu pertolongan-Nya, rahmat, serta kasih sayang-Nya. Tanpa campur tangan Allah, kita tak akan bisa melakukan sesuatu apa pun. Agar kita selalu menggantukan harapan kepada-Nya, mari simak beberapa keutamaannya berikut ini Rajaโ€™ yang berasal dari bahasa Arab, memiliki arti harapan. Adapun yang dimaksud rajaโ€™ pada pembahasan kali ini adalah, mengharapkan keridhaan Allah SWT dan rahmat-Nya. Rajaโ€™ merupakan salah satu akhlakuk karimah terhadap Allah SWT, yang manfaatnya dapat mempertebal keimanan dan mendekatkan diri kepada Sang Pencipta. Umat Islam yang mengharapkan ampunan dari Allah, berarti ia mengakui bahwa Allah itu Maha Pengampun. Begitupun bagi umat Islam yang mengharapkan agar Allah melimpahkan kebahagiaan di dunia dan akhirat, berarti ia telah meyakini bahwa Allah Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Oleh karena itu, sudah sepatutunya, sebagai umat Islam kita berharap hanya kepada Allah SWT saja. Bahkan, Allah SWT telah memerintahkan kepada setiap hamba-Nya, agar berdoa kepada-Nya, dengan harapan doa tersebut akan dikabulkan. Allah Taโ€™ala berfirman, โ€œBerdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimuโ€ฆโ€ QS. Al-Muโ€™min, 4060 Setiap manusia yang berharap hanya kepada Allah, mereka akan mendapatkan hikmah dan keutamaan sebagai berikut 1. Optimis Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI optimis memiliki arti, orang yang selalu berpengharapan atau berpandangan baik terhadap segala sesuatu. Optimis merupakan sifat terpuji, yang semestinya dimiliki oleh setiap umat Islam. Seorang muslim yang optimis, tentu akan selalu berprasangka baik terhadap Allah. Mereka akan selalu berusaha agar kualitas hidupnya meningkat. Adapun kebalikan dari sifat tersebut adalah sifat pesimis. Sifat tersebut seharusnya bisa kita jauhi, karena termasuk ke dalam sifat tercela. Seorang yang memiliki sifat pesimis, kerap berprasangka buruk dengan segala hal, termasuk kepada Allah SWT. Dengan memelihara sifat pesimis, seseorang tidak akan dapat hidup maju. Sebab, mereka selalu khawatir akan kegagalan, kehancuran, kerugian, sehingga enggan untuk mencobanya. Umat Islam yang memiliki sifat optimis, biasanya akan berharap hanya kepada Allah. Sehingga mereka akan mendapatkan pertolongan dari-Nya. Allah SWT berfirman, โ€œDan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan keperluannya.โ€ QS. Ath-Thalaq, 65 3. 2. Dinamis Mereka yang selalu berharap hanya kepada Allah SWT, memiliki jiwa yang dinamis. Selama hidupnya, mereka enggan hanya berpangku tangan. Mereka akan berusaha secara sungguh-sungguh demi meningkatkan kualitas dirinya ke arah yang lebih baik. Sikap seseorang yang dinamis, sebenarnya sesuai dengan fitrah manusia, yang memiliki kecenderungan untuk meningkat ke arah yang lebih baik. Allah Taโ€™ala berfirman, โ€œSesungguhnya kamu melalui tingkat demi tingkat dalam kehidupan.โ€ QS. Al Insyiqaq, 84 19 Seorang muslim yang telah meraih prestasi, baik dalam bidang positif, hendaknya terus berusaha untuk meningkatkan prestasinya ke arah yang lebih baik. Hal ini sebagaimana yang dianjurkan oleh Allah SWT dalam Al-Qurโ€™an dan anjuran Rasulullah SWT dalam hadist-nya. Allah Taโ€™ala berfirman, โ€œMaka apabila kamu telah selesai dari sesuatu urusan, kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang lain dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.โ€ 94 7-8 Rasulullah juga bersabda yang artinya, โ€œBararang siapa yang amal usahanya lebih baik dari kemarin maka orang itu termasuk orang yang beruntung, dan jika amal usahanya sama dengan kemarin, termasuk yang merugi, dan jika amal usahanya lebih buruk dari yang kemarin, maka orang itu termasuk yang tercelaโ€. Tabrani 3. Berpikir Kritis Seseorang yang berpikir kritis, biasanya tidak lekas percaya dan selalu berusaha menemukan kesalahan, kekeliruan atau kekurangan. Kritik terdiri dari dua macam, ada yang terpuji dan ada pula yang tercela. Kritik terpuji adalah kritik yang sehat, dengan didasari niat ikhlas karena Allah SWT, tidak menggunakan kata-kata pedas, apalagi sampai menyakiti hati. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW, berikut, โ€œYang dinamakan orang Islam, adalah orang yang menyelamatkan orang-orang muslim lainnya dari gangguan lidah dan tangannya, sedang yang dinamakan orang hijrah itu adalah orang yang meninggalkan semua larangan Allah.โ€ HR. Bukhari, Abu Dawud, dan Nasaโ€™i. 4. Mengenali Diri dengan Mengharap Keridaan Allah SWT Salah satu cara untuk berharap hanya kepada Allah SWT, adalah berusaha mengenali diri sendiri. Hal ini sesuai dengan pepatah yang terkenal di kalangan tasawuf, โ€œBarangsiapa yang mengenal dirinya tentu akan mengenal Tuhannyaโ€. Bagi setiap mukmin yang mengenali dirinya, tentu akan selalu introspeksi apakah dirinya sudah betul-betul menghamba kepada Allah SWT? Jika sudah, maka bersyukurlah dan tingkatkan kualitasnya. Jika belum, maka kembalikan ke jalan yang Allah SWT ridai. Mukmin yang mengenali dirinya akan menyadari bahwa ia hidup karena Allah dan bertujuan untuk memperoleh keridaan Allah. Mukmin yang ketika di dunianya memperoleh kerdiaan Allah, tentu di alam kubur dan alam akhiratpun akan memperoleh rida Allah SWT, ia akan terbebas dari siksa kubur dan azab neraka dan akan mendapatkan nikmat kubur serta pahala surga. Akibat dari Berharap kepada Selain Allah Setiap manusia, pastinya pernah menggantukan harapan selain kepada Allah SWT. Misalnya, beraharap kepada manusia lainnya. Berharap kepada manusia, sering kali berakhir dengan kekecewaan. Maka dari itu, kita dianjurkan untuk berharap hanya kepada Allah SWT. Sebab, jika tidak, kamu akan merasakan akibatnya sebagai berikut 1. Sakit Hati Ketika tidak berharap hanya kepada Allah, bukan tidak mungkin kamu akan merasakan sakit hati. Seperti halnya, kamu mengharapkan cinta dari manusia, tetapi pada akhirnya dia meninggalkanmu. Untuk itu, jangan pernah gantungan harapanmu kepada manusia. Lakukan semua hal atas dasar niat yang tulus. Selain itu, selalu libatkan Allah di dalamnya. 2. Tidak Dapat Menghargai Pencapaian yang Telah Dilakukan Saat kamu menggantungkan harapan kepada manusia, tapi pada akhirnya ekspektasi hanya sekadar angan. Hal tersebut hanya akan membuatmu sulit percaya atas kemampuan dan perjuangan yang telah dilakukan. Karena kamu tidak berharap hanya kepada Allah, maka kamu akan merasa menjadi manusia yang randah hanya karena ada satu hal yang tidak tercapai. 3. Menjadi Kurang Bersyukur Akibat tidak berharap hanya kepada Allah, menjadikanmu sebagai seseorang yang selalu mematokkan keberhasilan dari pencapaian orang lain. Sikap tersebut, tentunya akan membuatmu lupa, bahwa banyak nikmat dari Allah yang patut disyukuri. Allah selalu memberi kesempatan untuk setiap manusia agar berjuang dan bedoa kepada-Nya. Maka dari itu, berhenti untuk selalu berharap kepada manusia, dan berharap hanya kepada Allah SWT. Sebab, takdir Allah selalu lebih indah dari rencana kita. Ketika kamu sudah memasrahkan semuanya kepada-Nya, hatimu akan selalu tenang, meski kesulitan menghampiri. 4. Selalu Menyalahkan Diri Sendiri Rasa bersalah mungkin akan selalu menghampiri, ketika kamu terlalu berharap kepada selain Allah. Sebab, kamu belum mampu mewujudkan harapan tersebut. Padahal, jika kamu tidak berharap terlalu tinggi, ketika kegagalan menghampiri, justru kamu dapat menjadikannya sebagai pelajaran berharga. Selalu ingat, bahwa suatu saat manusia akan belajar dan menang. Ketika ikhlas dan pasrah kepada-Nya, kamu pasti akan menyadari, bahwa kegagalan hari ini adalah pembelajaran untuk jalan ke depan. Selalu introspeksi diri dan perbaiki kekurangan, agar dapat menjadi manusia yang lebih baik. 5. Trauma untuk Memulai Hal Baru Terlalu sering menaruh ekspektasi terhadap orang lain, hanya akan menimbulkan kekecewaan yang mendalam. Biasanya, kegagalan yang tidak tercapai, hanya akan membuatnya trauma untuk memulai hal baru. Rasa ketakutan akan hal buruk yang terjadi menghambat seseorang untuk berprogres kembali. Oleh karena itu, sebaiknya berharap hanya kepada Allah. Jika suatu saat harapanmu tidak sesuai ekspektasi, kamu tidak akan terlalu sakit dan kecewa. Sebab, kamu percaya, bahwa segala yang terjadi merupakan rencana terbaik-Nya. Setidknya, kamu dapat mengambil hikmah dari segala hal yang terjadi. Cara untuk Mewujudkan Sebuah Harapan Islam berpendapat, apabila seseorang memiliki harapan, maka mereka harus melakukan dua hal untuk mewujudkannya, yaitu 1. Ikhtiar Ikhtiar adalah sebuah usaha manusia untuk memenuhi kebutuhan dalam hidupnya. Mulai dari spiritual, material, hingga kesehatan. Ikhtiar harus dilakukan dengan sepenuh hati dan semaksimal mungkin. Namun, jika usaha tersebut gagal, hendaknya kita tidak berputus asa. Kita sebaiknya mencoba lagi dengan lebih keras dan tidak berputus asa. Agar ikhtiar atau usaha kita dapat berhasil dan sukses, hendaknya melandasi usaha tersebut dengan niat ikhlas untuk mendapat ridha Allah, berdoa dengan senantiasa mengikuti perintah Allah yang diiringi dengan perbuatan baik. 2. Berdoa Selain berikhtiar, jangan pernah melupakan doa. Secara bahasa, doa berasal dari kata โ€œDaโ€™aโ€ yang artinya memanggil. Sedangkan menurut istilah, syaraโ€™ doa berarti โ€œMemohon sesuatu yang beramnfaat dan memohon terbebas atau tercegah dari sesuatu yang mudharat. Pada hakekatnya segala sesuatu di dunia ini merupakan bentuk dari kekuasan Allah SWT, jadi kita di dunia ini hanyalah seorang budak yang lemah, hina, dan tak punya apa-apa, Oleh karenanya kita membutuhkan pertolongan dari Allah SWT. Jadi, itulah ulasan mengenai berharap hanya kepada Allah. Islam sendiri, telah menganjurkan manusia untuk selalu berharap, tetapi berharap hanya kepada Allah, karena Allah adalah Tuhan yang maha kuasa atas segalanya. Sebagaimana firman berikut ini ูˆูŽุฅูู„ูŽู‰ ุฑูŽุจูู‘ูƒูŽ ููŽุงุฑู’ุบูŽุจู’ โ€œDan hanya kepada Tuhanmulah Allah SWT hendaknya kamu berharapโ€. Qs Al Insyirah 8. Baca Juga 5 Solusi untuk Mengobati Rasa Sakit Hati Semoga kita adalah salah satu hamba yang selalu menggantungkan harapan hanya kepada Allah SWT. Khutbah Pertama ุงู„ุญู…ุฏ ู„ู„ู‡ ุงู„ูƒุฑูŠู…ู ุงู„ู…ู†ูŽู‘ุงู† ุŒ ุงู„ุฑุญูŠู…ู ุงู„ุฑุญู…ู† ุŒ ูˆุฃุดู‡ุฏ ุฃู† ู„ุง ุฅู„ู‡ ุฅู„ุง ุงู„ู„ู‡ ูˆุญุฏู‡ ู„ุง ุดุฑูŠูƒ ู„ู‡ ุ› ูˆุงุณุนู ุงู„ูุถู„ ูˆุงู„ุนุทุงุก ูˆุงู„ุฌูˆุฏ ูˆุงู„ุงู…ุชู†ุงู† ุŒ ูˆุฃุดู‡ุฏ ุฃู† ู…ุญู…ุฏุงู‹ ุนุจุฏู‡ ูˆุฑุณูˆู„ู‡ ุŒ ูˆุตููŠูู‘ู‡ ูˆุฎู„ูŠู„ู‡ ุŒ ุงู„ู…ุคูŠูŽู‘ุฏ ู…ู† ุฑุจู‡ ุจุงู„ุญุฌุฉ ูˆุงู„ุจุฑู‡ุงู† ุ› ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ูˆุณู„ูŽู‘ู… ุนู„ูŠู‡ ูˆุนู„ู‰ ุขู„ู‡ ูˆุตุญุจู‡ ูˆู…ู† ุงุชูŽู‘ุจุนู‡ู… ุจุฅุญุณุงู† . ุฃู…ุง ุจุนุฏ ุฃูŠู‡ุง ุงู„ู…ุคู…ู†ูˆู† ุนุจุงุฏ ุงู„ู„ู‡ ุงุชู‚ูˆุง ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ ุ› Kaum muslimin, Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, Allah pasti menjaganya. Dia akan menunjuki orang tersebut menuju perkara yang terbaik di dunia dan akhirat. Takwa kepada Allah adalah mengerjakan ketaatan kepada-Nya berdasarkan wahyu yang sudah Dia turunkan. Dan disertai dengan mengharap pahala dari sisi-Nya. Kemudian meninggalkan maksiat berdasarkan wahyu-Nya dan disertai perasaan takut akan adzab-Nya. Ibadallah, Ada sebuah kalimat yang agung, yang diucapkan oleh Khalifah ar-Rasyid Ali bin Abu Thalib radhiallahu anhu, kalimat ini termasuk jawamiโ€™ul kalam, kalimat yang sempurna, dan besar manfaatnya karena membawa kepada kesuksesan dunia dan akhirat. Beliau mengatakan, โ€œRasa harap dan takut adalah dua amalan hati yang tidak bisa diteliti dan diketahui kecuali hanya Allah Tabaraka wa Taโ€™ala saja. Dialah yang mengetahui apa yang ada di hati. Dialah yang ilmunya meliputi segala sesuatu. Dan menghitungnya secara terperinci. Ibadallah, Rasa harap atau dalam bahasa syariat ar-rajaโ€™, hanya boleh dalam hal yang baik. Seseorang berandai-andai atau berkeinginan hanya boleh dalam hal yang baik baik tentang dunia atau akhirat. Dan semuanya itu di tangan Allah Azza wa Jalla. Yang mendatangkan kebaikan hanyalah Allah. Dan tidaklah seseorang dipalingkan dari keburukan kecuali Allah jugalah yang memalingkannya. Allah Taโ€™ala berfirman, ูˆูŽุฅูู†ู’ ูŠูŽู…ู’ุณูŽุณู’ูƒูŽ ุงู„ู„ูŽู‘ู‡ู ุจูุถูุฑูู‘ ููŽู„ูŽุง ูƒูŽุงุดูููŽ ู„ูŽู‡ู ุฅูู„ูŽู‘ุง ู‡ููˆูŽ ูˆูŽุฅูู†ู’ ูŠูุฑูุฏู’ูƒูŽ ุจูุฎูŽูŠู’ุฑู ููŽู„ูŽุง ุฑูŽุงุฏูŽู‘ ู„ูููŽุถู’ู„ูู‡ู โ€œJika Allah menimpakan sesuatu kemudharatan kepadamu, maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia. Dan jika Allah menghendaki kebaikan bagi kamu, maka tak ada yang dapat menolak kurnia-Nya.โ€ [Quran Yunus 107]. Dan firman-Nya ู…ูŽุง ูŠูŽูู’ุชูŽุญู ุงู„ู„ูŽู‘ู‡ู ู„ูู„ู†ูŽู‘ุงุณู ู…ูู†ู’ ุฑูŽุญู’ู…ูŽุฉู ููŽู„ูŽุง ู…ูู…ู’ุณููƒูŽ ู„ูŽู‡ูŽุง ูˆูŽู…ูŽุง ูŠูู…ู’ุณููƒู’ ููŽู„ูŽุง ู…ูุฑู’ุณูู„ูŽ ู„ูŽู‡ู ู…ูู†ู’ ุจูŽุนู’ุฏูู‡ู ูˆูŽู‡ููˆูŽ ุงู„ู’ุนูŽุฒููŠุฒู ุงู„ู’ุญูŽูƒููŠู…ู โ€œApa saja yang Allah anugerahkan kepada manusia berupa rahmat, maka tidak ada seorangpun yang dapat menahannya; dan apa saja yang ditahan oleh Allah maka tidak seorangpun yang sanggup melepaskannya sesudah itu. Dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.โ€ [Quran Fathir 2]. Oleh karena itu, wajib bagi seseorang dalam setiap rasa harap atau rajaโ€™ nya untuk senantiasa hatinya bergantung kepada Allah. Tidak boleh ia berharap kecuali hanya kepada Allah. Tidak boleh berharap kebaikan dunia dan akhirat kecuali hanya kepada Allah. Karena semua kebaikan berada di tangan dan kuasa Allah Jalla fi Ula. Tidak boleh seseorang menggantungkan hati dan cita-citanya hanya kepada dirinya, kecerdasannya, pemahamannya, usahanya, dan juga kepada orang lain. Gantungkanlah hati dan harapannya kepada Allah Subhanahu wa Taโ€™ala. Jangan juga seseorang hanya mengatakan, โ€œAku tidak berharap kecuali hanya kepada Allah.โ€, tapi seharusnya ia juga tancapkan hal itu dalam keyakinannya dengan penuh keimanan di hati. Sehingga membuahkan rasa percaya yang kuat kepada Allah. Rasa tawakal kepada-Nya. Dan melakukan ketaatan untuk meraih ridha-Nya. Inilah yang diinginkan dari seseorang yang jujur keimanannya yang benar-benar berharap kepada Allah. Ibadallah, Adapun tentang rasa takut. Rasa takut itu hendaknya pada keburukan dan kejelekan. Dan tidaklah ada yang memalingkan seseorang dari keburkan tersebut kecuali hanya Allah. Keburukan datang dan bersumber karena dosa-dosa seseorang. Sebagaimana firman Allah Tabaraka wa Taโ€™ala ูˆูŽู…ูŽุง ุฃูŽุตูŽุงุจูŽูƒูู…ู’ ู…ูู†ู’ ู…ูุตููŠุจูŽุฉู ููŽุจูู…ูŽุง ูƒูŽุณูŽุจูŽุชู’ ุฃูŽูŠู’ุฏููŠูƒูู…ู’ ูˆูŽูŠูŽุนู’ูููˆ ุนูŽู†ู’ ูƒูŽุซููŠุฑู โ€œDan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar dari kesalahan-kesalahanmu.โ€ [Quran Asy-Syura 30]. Jadi, musibah yang terjadi pada kita dikarenakan usaha kita sendiri. Oleh karena itu, hendaknya seseorang takut dengan dosa-dosanya. Dosa-dosa itulah yang menjadi penyebab datangnya keburukan, hukuman, kejelekan, dan kemudharatan di dunia dan akhirat. Ibadallah, Ketika seseorang memiliki sifat demikian tidak berharap kecuali hanya kepada Allah dan takut akan dosa-dosanya, pastilah kehidupannya akan lurus. Dan ia senantiasa berada dalam ketaatan dan perbuatan baik. Jauh dari dosa. Ia akan mewujudkan tauhid kepada Allah Jalla fi Ula. Waspadailah segala sesuatu yang mengantarkan Anda hanya pada pengakuan saja. Karena terkadang seseorang mengaku berharap hanya kepada Allah dan takut akan dosanya, tapi ia jatuh dalam pengakuan saja tanpa ia sadari. Diriwayatkan Imam Ahmad dalam kitabnya az-Zuhud, dari Muawiyah bin Qarah, ia berkata, โ€œAku menemui Muslim bin Yasar. Aku berkata padanya, Aku tidak punya amalan yang besar kecuali aku hanya berharap kepada Allah Azza wa Jalla dan takut pada-Nya.โ€ Muslim berkata, โ€œMasyaallahโ€ฆ Siapa yang takut terhadap sesuatu, maka ia akan mewaspadai hal itu. Siapa yang berharap, ia akan mendekatinya. Aku tidak tahu kadar rasa takut seseorang yang ia dihadapkan kepada syahwat, kemudian ia memperturutkannya. Apa yang dia takutkan kalau begitu? Atau seseorang ditimpa musibah, kemudian ia tidak bersabar. Rasa harap macam apa itu?โ€ Muawiyah berkata, โ€œJika demikian, sungguh aku telah salah sangka terhadap diriku. Dan aku tidak merasakan hal itu.โ€ Ibadallah, Mari kita berjihad terhadap diri kita sendiri untuk memperbaiki hubungan kita dengan Allah. Untuk memperbaiki hati kita. Menundukkannya untuk taat kepada Allah Jalla wa Ala, berharap kepada-Nya, takut kepada-Nya, dan menundukkan diri kepada perintah-perintah-Nya. Semakin seseorang mengenal Allah, semakin ia takut kepada-Nya, semakin ia berharap karunia-Nya, semakin jauh dari memaksiati-Nya, dan semakin dekat pada taat pada-Nya. Sebagaimana firman-Nya ุฅูู†ูŽู‘ู…ูŽุง ูŠูŽุฎู’ุดูŽู‰ ุงู„ู„ูŽู‘ู‡ูŽ ู…ูู†ู’ ุนูุจูŽุงุฏูู‡ู ุงู„ู’ุนูู„ูŽู…ูŽุงุกู โ€œSesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah orang yang berilmu.โ€ [Quran Fatir 28] Ibadallah, Ketika seseorang istiqomah dengan rasa harap dan rasa takut itu sampai Allah mewafatkannya, ia akan mendapatkan keutamaan yang besar, kebaikan yang luas, yang tidak diketahui kecuali oleh Allah Jalla fi Ula. Hendaknya kita bercita-cita memperolehnya. Diriwayatkan oleh at-Turmudzi dan selainnya dari Anas bin Malik radhiallahu anhu ุฃูŽู†ูŽู‘ ุงู„ู†ูŽู‘ุจููŠูŽู‘ ุตูŽู„ูŽู‘ู‰ ุงู„ู„ูŽู‘ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ูŽู‘ู…ูŽ ุฏูŽุฎูŽู„ูŽ ุนูŽู„ูŽู‰ ุดูŽุงุจูู‘ ูˆูŽู‡ููˆูŽ ูููŠ ุงู„ู…ูŽูˆู’ุชู ููŽู‚ูŽุงู„ูŽ ูƒูŽูŠู’ููŽ ุชูŽุฌูุฏููƒูŽุŸ ู‚ูŽุงู„ูŽ ูˆูŽุงู„ู„ูŽู‘ู‡ู ูŠูŽุง ุฑูŽุณููˆู„ูŽ ุงู„ู„ูŽู‘ู‡ู ุฅูู†ูู‘ูŠ ุฃูŽุฑู’ุฌููˆ ุงู„ู„ูŽู‘ู‡ูŽุŒ ูˆูŽุฅูู†ูู‘ูŠ ุฃูŽุฎูŽุงูู ุฐูู†ููˆุจููŠยป ุŒ ููŽู‚ูŽุงู„ูŽ ุฑูŽุณููˆู„ู ุงู„ู„ูŽู‘ู‡ู ุตูŽู„ูŽู‘ู‰ ุงู„ู„ูŽู‘ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ูŽู‘ู…ูŽ ู„ูŽุง ูŠูŽุฌู’ุชูŽู…ูุนูŽุงู†ู ูููŠ ู‚ูŽู„ู’ุจู ุนูŽุจู’ุฏู ูููŠ ู…ูุซู’ู„ู ู‡ูŽุฐูŽุง ุงู„ู…ูŽูˆู’ุทูู†ู ุฅูู„ูŽู‘ุง ุฃูŽุนู’ุทูŽุงู‡ู ุงู„ู„ูŽู‘ู‡ู ู…ูŽุง ูŠูŽุฑู’ุฌููˆ ูˆูŽุขู…ูŽู†ูŽู‡ู ู…ูู…ูŽู‘ุง ูŠูŽุฎูŽุงูู . Suatu hari Nabi shallallahu alaihi wa sallam menemui seorang pemuda yang tengah menghadapi kematian. Nabi bertanya, โ€œBagaimana keadaanmu?โ€ Pemuda itu menjawab, โ€œDemi Allah wahai Rasulullah, sesungguhnya aku berharap hanya kepada Allah dan aku takut akan dosa-dosaku.โ€ Kemudian Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, โ€œTidak berkumpul dua hal tersebut dalam hati seseorang pada waktu demikian kecuali Allah berikan apa yang dia harapkan dan memberikannya rasa aman dari apa yang ia takutkan.โ€ ู†ุณุฃู„ ุงู„ู„ู‡ ุงู„ูƒุฑูŠู… ุฑุจ ุงู„ุนุฑุด ุงู„ุนุธูŠู… ุจุฃุณู…ุงุฆู‡ ุงู„ุญุณู†ู‰ ูˆุตูุงุชู‡ ุงู„ุนู„ูŠุง ุฃู† ูŠุตู„ุญ ู‚ู„ูˆุจู†ุง ุฃุฌู…ุนูŠู† ุŒ ุงู„ู„ู‡ู… ุขุช ู†ููˆุณู†ุง ุชู‚ูˆุงู‡ุง ุŒ ูˆุฒูƒูู‘ู‡ุง ุฃู†ุช ุฎูŠุฑ ู…ู† ุฒูƒุงู‡ุง ุŒ ุฃู†ุช ูˆู„ูŠู‡ุง ูˆู…ูˆู„ุงู‡ุง . ุฃู‚ูˆู„ ู‡ุฐุง ุงู„ู‚ูˆู„ ูˆุฃุณุชุบูุฑ ุงู„ู„ู‡ ู„ูŠ ูˆู„ูƒู… ูˆู„ุณุงุฆุฑ ุงู„ู…ุณู„ู…ูŠู† ู…ู† ูƒู„ ุฐู†ุจุ› ูุงุณุชุบูุฑูˆู‡ ูŠุบูุฑ ู„ูƒู… ุฅู†ู‡ ู‡ูˆ ุงู„ุบููˆุฑ ุงู„ุฑุญูŠู… . Khutbah Kedua ุงู„ุญู…ุฏ ู„ู„ู‡ ุญู…ุฏ ุงู„ุดุงูƒุฑูŠู† ุŒ ูˆุฃูุซู†ูŠ ุนู„ูŠู‡ ุซู†ุงุก ุงู„ุฐุงูƒุฑูŠู† ุŒ ูˆุฃุดู‡ุฏ ุฃู† ู„ุง ุฅู„ู‡ ุฅู„ุง ุงู„ู„ู‡ ูˆุญุฏู‡ ู„ุง ุดุฑูŠูƒ ู„ู‡ ุŒ ูˆุฃุดู‡ุฏ ุฃู† ู…ุญู…ุฏุงู‹ ุนุจุฏู‡ ูˆุฑุณูˆู„ู‡ ุ› ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ูˆุณู„ูŽู‘ู… ุนู„ูŠู‡ ูˆุนู„ู‰ ุขู„ู‡ ูˆุตุญุจู‡ ุฃุฌู…ุนูŠู† . ุฃู…ูŽู‘ุง ุจุนุฏ ุฃูŠู‡ุง ุงู„ู…ุคู…ู†ูˆู† ุนุจุงุฏ ุงู„ู„ู‡ ุงุชู‘ู‚ูˆุง ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ . ุนุจุงุฏ ุงู„ู„ู‡ Diriwayatkan oleh Imam at-Turmudzi dari Saad bin Abi Waqqash radhiallahu anhu bahwa Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, ุฏูŽุนู’ูˆูŽุฉู ุฐููŠ ุงู„ู†ูู‘ูˆู†ู ุฅูุฐู’ ุฏูŽุนูŽุง ูˆูŽู‡ููˆูŽ ูููŠ ุจูŽุทู’ู†ู ุงู„ุญููˆุชู ู„ูŽุง ุฅูู„ูŽู‡ูŽ ุฅูู„ูŽู‘ุง ุฃูŽู†ู’ุชูŽ ุณูุจู’ุญูŽุงู†ูŽูƒูŽ ุฅูู†ูู‘ูŠ ูƒูู†ู’ุชู ู…ูู†ูŽ ุงู„ุธูŽู‘ุงู„ูู…ููŠู†ูŽ ุ› ููŽุฅูู†ูŽู‘ู‡ู ู„ูŽู…ู’ ูŠูŽุฏู’ุนู ุจูู‡ูŽุง ุฑูŽุฌูู„ูŒ ู…ูุณู’ู„ูู…ูŒ ูููŠ ุดูŽูŠู’ุกู ู‚ูŽุทูู‘ ุฅูู„ูŽู‘ุง ุงุณู’ุชูŽุฌูŽุงุจูŽ ุงู„ู„ูŽู‘ู‡ู ู„ูŽู‡ู โ€œDoanya Dzin Nun Nabi Yunus saat ia berada dalam perut iakn paus laa ilaaha illaa anta subhaanaka innii kuntu minazh zhaalimiin tidak ada sesembahan yang benar kecuali Allah, Maha Suci Engkau sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang zhalim. Tidaklah seorang muslim berdoa dengan doa ini dalam suatu permasalahan kecuali Allah akan mengabulkannya.โ€ Ibadallah, Doa ini menggabungkan dua hal yang agung tauhid tauhid dan istighfar. Karena laa ilaaha illallaah adalah kalimat tauhid. Dan ucapannya inni kuntu minazh zhalimin sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang zhalim adalah pengakuan atas dosa. Dan hal ini memantaskan dia mendapatkan ampunan. Ibadallah, Tauhid membukan sekian banyak pintu rajaโ€™ bagi seorang hamba, di dunia dan akhirat. Sedang istighfar menutup pintu-pintu keburukan bagi seseorang. Alangkah besar faidahnya ketika seseorang mengisi kehidupannya dengan memperbanyak kalimat tauhid โ€œlaa ilaaha illallaahโ€, agar terbuka pintu-pintu kebaikan yang banyak di dunia dan akhirat. Karena kalimat tauhid itu kunci seluruh kebaikan dan karunia. Kemudian perbanyak juga istighfar, agar suapaya tertutup pintu-pintu keburukan. Beruntunglah seseorang yang mendapati banyaknya istighfar dalam buku catatan amalnya. ูˆุงุนู„ู…ูˆุง -ุฑุนุงูƒู… ุงู„ู„ู‡- ุฃู†ูŽู‘ ุฃุตุฏู‚ ุงู„ุญุฏูŠุซ ูƒู„ุงู… ุงู„ู„ู‡ ุŒ ูˆุฎูŠุฑ ุงู„ู‡ุฏู‰ ู‡ูุฏู‰ ู…ุญู…ุฏ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… ุŒ ูˆุดุฑูŽู‘ ุงู„ุฃู…ูˆุฑ ู…ุญุฏุซุงุชู‡ุง ุŒ ูˆูƒู„ูŽู‘ ู…ุญุฏุซุฉู ุจุฏุนุฉ ุŒ ูˆูƒู„ ุจุฏุนุฉู ุถู„ุงู„ุฉ ุŒ ูˆุนู„ูŠูƒู… ุจุงู„ุฌู…ุงุนุฉ ูุฅู†ูŽู‘ ูŠุฏ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ู‰ ุงู„ุฌู…ุงุนุฉ. ูˆุตู„ูู‘ูˆุง ูˆุณู„ูู‘ู…ูˆุง โ€“ ุฑุนุงูƒู… ุงู„ู„ู‡ โ€“ ุนู„ู‰ ู…ุญู…ุฏ ุจู† ุนุจุฏ ุงู„ู„ู‡ ูƒู…ุง ุฃู…ุฑูƒู… ุงู„ู„ู‡ ุจุฐู„ูƒ ููŠ ูƒุชุงุจู‡ ูู‚ุงู„ ๏ดฟ ุฅูู†ูŽู‘ ุงู„ู„ูŽู‘ู‡ูŽ ูˆูŽู…ูŽู„ูŽุงุฆููƒูŽุชูŽู‡ู ูŠูุตูŽู„ูู‘ูˆู†ูŽ ุนูŽู„ูŽู‰ ุงู„ู†ูŽู‘ุจููŠูู‘ ูŠูŽุง ุฃูŽูŠูู‘ู‡ูŽุง ุงู„ูŽู‘ุฐููŠู†ูŽ ุขู…ูŽู†ููˆุง ุตูŽู„ูู‘ูˆุง ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ูู‘ู…ููˆุง ุชูŽุณู’ู„ููŠู…ุงู‹๏ดพ [ุงู„ุฃุญุฒุงุจูฅูฆ] ุŒ ูˆู‚ุงู„ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… ู…ูŽู†ู’ ุตูŽู„ูŽู‘ู‰ ุนูŽู„ูŽูŠูŽู‘ ุตูŽู„ุงุฉู‹ ุตูŽู„ูŽู‘ู‰ ุงู„ู„ูŽู‘ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ุจูู‡ูŽุง ุนูŽุดู’ุฑู‹ุง . ุงู„ู„ู‡ู… ุตู„ูู‘ ุนู„ู‰ ู…ุญู…ุฏู ูˆุนู„ู‰ ุขู„ ู…ุญู…ูŽู‘ุฏ ูƒู…ุง ุตู„ูŠุช ุนู„ู‰ ุฅุจุฑุงู‡ูŠู… ูˆุนู„ู‰ ุขู„ ุฅุจุฑุงู‡ูŠู… ุฅู†ูƒ ุญู…ูŠุฏูŒ ู…ุฌูŠุฏ ุŒ ูˆุจุงุฑูƒ ุนู„ู‰ ู…ุญู…ุฏ ูˆุนู„ู‰ ุขู„ ู…ุญู…ุฏ ูƒู…ุง ุจุงุฑูƒุช ุนู„ู‰ ุฅุจุฑุงู‡ูŠู… ูˆุนู„ู‰ ุขู„ ุฅุจุฑุงู‡ูŠู… ุฅู†ูƒ ุญู…ูŠุฏูŒ ู…ุฌูŠุฏ ุŒ ูˆุงุฑุถ ุงู„ู„ู‡ู… ุนู† ุงู„ุฎู„ูุงุก ุงู„ุฑุงุดุฏูŠู† ุงู„ุฃุฆู…ุฉ ุงู„ู…ู‡ุฏูŠูู‘ูŠู† ุ› ุฃุจูŠ ุจูƒุฑู ูˆุนู…ุฑูŽ ูˆุนุซู…ุงู† ูˆุนู„ูŠ ุŒ ูˆุงุฑุถ ุงู„ู„ู‡ู… ุนู† ุงู„ุตุญุงุจุฉ ุฃุฌู…ุนูŠู† ุŒ ูˆุนู† ุงู„ุชุงุจุนูŠู† ูˆู…ู† ุชุจุนู‡ู… ุจุฅุญุณุงู†ู ุฅู„ู‰ ูŠูˆู… ุงู„ุฏูŠู† ุŒ ูˆุนู†ูŽู‘ุง ู…ุนู‡ู… ุจู…ู†ูƒ ูˆูƒุฑู…ูƒ ูˆุฅุญุณุงู†ูƒ ูŠุง ุฃูƒุฑู… ุงู„ุฃูƒุฑู…ูŠู† . ุงู„ู„ู‡ู… ุฃุนุฒูŽู‘ ุงู„ุฅุณู„ุงู… ูˆุงู„ู…ุณู„ู…ูŠู† ุŒ ุงู„ู„ู‡ู… ุงู†ุตุฑ ู…ู† ู†ุตุฑ ุฏูŠู†ูƒ ูˆูƒุชุงุจูƒ ูˆุณู†ุฉ ู†ุจูŠูƒ ู…ุญู…ุฏู ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… ุŒ ุงู„ู„ู‡ู… ุงู†ุตุฑ ุฅุฎูˆุงู†ู†ุง ุงู„ู…ุณู„ู…ูŠู† ุงู„ู…ุณุชุถุนููŠู† ููŠ ูƒู„ ู…ูƒุงู† ุŒ ุงู„ู„ู‡ู… ูƒู† ู„ู‡ู… ู†ุงุตุฑู‹ุง ูˆู…ูุนูŠู†ุง ูˆุญุงูุธู‹ุง ูˆู…ุคูŠูู‘ุฏุง ุŒ ุงู„ู„ู‡ู… ูˆุนู„ูŠูƒ ุจุฃุนุฏุงุก ุงู„ุฏูŠู† ูุฅู†ู‡ู… ู„ุง ูŠุนุฌุฒูˆู†ูƒ ุŒ ุงู„ู„ู‡ู… ุฅู†ูŽู‘ุง ู†ุฌุนู„ูƒ ููŠ ู†ุญูˆุฑู‡ู… ูˆู†ุนูˆุฐ ุจูƒ ุงู„ู„ู‡ู… ู…ู† ุดุฑูˆุฑู‡ู… . ุงู„ู„ู‡ู… ุขู…ู†ูŽู‘ุง ููŠ ุฃูˆุทุงู†ู†ุงุŒ ูˆุฃุตู„ุญ ุฃุฆู…ุชู†ุง ูˆูˆู„ุงุฉ ุฃู…ูˆุฑู†ุง ุŒ ูˆุงุฌุนู„ู‡ู… ู‡ุฏุงุฉู‹ ู…ู‡ุชุฏูŠู† . ุงู„ู„ู‡ู… ุขุชู ู†ููˆุณู†ุง ุชู‚ูˆุงู‡ุง ุŒ ูˆุฒูƒู‡ุง ุฃู†ุช ุฎูŠุฑ ู…ู† ุฒูƒุงู‡ุง ุŒ ุฃู†ุช ูˆู„ูŠูู‘ู‡ุง ูˆู…ูˆู„ุงู‡ุง ุŒ ุงู„ู„ู‡ู… ุฅู†ุง ู†ุณุฃู„ูƒ ุงู„ู‡ุฏู‰ ูˆุงู„ุชู‚ู‰ ูˆุงู„ุนูุฉ ูˆุงู„ุบู†ู‰ . ุงู„ู„ู‡ู… ุงุบูุฑ ู„ู†ุง ูˆู„ูˆุงู„ุฏูŠู†ุง ูˆู„ู…ุดุงูŠุฎู†ุง ูˆู„ูˆู„ุงุฉ ุฃู…ุฑู†ุง ูˆู„ู„ู…ุณู„ู…ูŠู† ูˆุงู„ู…ุณู„ู…ุงุช ูˆุงู„ู…ุคู…ู†ูŠู† ูˆุงู„ู…ุคู…ู†ุงุช ุงู„ุฃุญูŠุงุก ู…ู†ู‡ู… ูˆุงู„ุฃู…ูˆุงุช . ุฑุจู†ุง ุฅู†ุง ุธู„ู…ู†ุง ุฃู†ูุณู†ุง ูˆุฅู† ู„ู… ุชุบูุฑ ู„ู†ุง ูˆุชุฑุญู…ู†ุง ู„ู†ูƒูˆู†ู† ู…ู† ุงู„ุฎุงุณุฑูŠู† . ุฑุจู†ุง ุขุชู†ุง ููŠ ุงู„ุฏู†ูŠุง ุญุณู†ุฉ ูˆููŠ ุงู„ุขุฎุฑุฉ ุญุณู†ุฉ ูˆู‚ู†ุง ุนุฐุงุจ ุงู„ู†ุงุฑ . ูˆุขุฎุฑ ุฏุนูˆุงู†ุง ุฃู† ุงู„ุญู…ุฏ ู„ู„ู‡ ุฑุจ ุงู„ุนุงู„ู…ูŠู† . Oleh tim JIKA hati ingin selalu bahagia, janganlah bergantung pada siapapun, selain pada Allah SWT. Karena siapapun yang sepenuhnya bergantung kepada Allah SWT, maka tentu Allah SWT akan selalu menjamin bahagia untuknya. Ali bin Abi Thalib pernah berkata, โ€œAku sudah pernah merasakan semua kepahitan dalam hidup, dan yang paling pahit ialah berharap kepada manusia.โ€ BACA JUGA Untukmu yang Suka Berharap dan Memberikan Harapan, Perhatikan 8 Nasihat Ini Allah SWT akan selalu menyandingkannya dengan kebaikan. Sebab, Allah SWT takkan pernah mengecewakan hamba-hambanya yang selalu menaruh pengharapan pada-Nya. Anda akan mengerti arti kebahagiaan bila hati Anda selalu ditautkan pada Allah SWT, Anda akan selalu mendapatkan kedamaian dalam hidup Anda bila setiap saatnya Anda mampu rujukkan hati Anda pada-Nya. Bila Anda sudah dekat dengan Allah SWT tak peduli dalam keadaan lapang atau terkekang oleh pahitnya kehidupan, bila hati sudah dekat dengan-Nya maka tentu apapun yang terjadi takkan pernah mengusik kedamaian yang ada. Anda akan terhindar dari sakitnya rasa kecewa dalam sebuah pengharapan, bila Anda tahu caranya berharap hanya pada Allah SWT. Berharap pada janji manusia boleh-boleh saja, tapi sebelum Anda sepenuhnya percaya bingkailah terlebih dulu untuk mengharap pada Allah SWT, agar kenyataan yang tak sesuai dengan harapan tak serta merta menyakiti Anda. Anda akan mendapat kebahagiaan Anda dengan utuh, bila Anda tak hanya pandai mencari Allah SWT saat sedang susah saja. Karena kehidupan seseorang yang waktu lapangnya selalu mengingat Allah SWT, dekat dengan Allah SWT, dan bahkan selalu mengharap kebaikan Allah SWT. Maka tentu saat susah pun ia takkan merasa bahwa ia sedang susah, sebab Allah SWT sudah terlebi dulu memberinya kekuatan untuk bersabar dan ikhlas. Anda akan selalu mendapat ketenangan dalam hidup Anda, bila Anda tahu caranya mengingatkan hati untuk tak pernah melupakan Allah SWT. Karena hati yang selalu mengingat akan kehadiran Allah SWT, yang selalu menyadari bahwa Allah SWT sangatlah dekat, dan yang selalu tahu bahwa Allah SWT takkan pernah meninggalkan kita, maka disitulah akhirnya bahagia akan selalu menyanding. BACA JUGA Saat Sekarat, Manusia Berharap Kembali ke Dunia Karena hidup akan selalu terasa bahagia dan mendamaikan, bila hati selalu sadar bahwa tanpa Allah SWT kita bukan apa-apa. Oleh karenanya, bila Anda ingin hidup selalu bahagia dan damai, maka bergantunglah pada Allah SWT sebanyak mungkin, kapanpun dan dimanapun Anda berada. []

berharap hanya pada allah